Bengkulu,InfoPublik – Dipimpin langsung Kadis Sosial Sahat Situmorang, petugas Dinas Sosial Kota Bengkulu melakukan sosialisasi dan pendataan puluhan Gepeng (Gelandangan dan Pengemis) di beberapa titik persimpangan jalan raya di Kota Bengkulu, salah satunya di simpang Lingkar Barat.
Hasil pendataan, banyak gepeng yang berasal dari luar Kota Bengkulu. Namun beberapa diantaranya ada warga kota. Khusus gepeng warga kota ini, yang memang miskin dan belum masuk DTKS akan dimasukkan DTKS melalui Sistem Informasi Kesejahteraan Sosial Next Generation (SIKS-NG) untuk diusulkan menerima bantuan.
Gepeng yang akan dimasukkan ke DTKS adalah gepeng yang memang benar-benar warga miskin di Kota Bengkulu. Mereka selama ini menggantungkan hidup dari meminta-minta (ngemis) di jalanan. Pengemis di sini termasuk yang turun ke jalan dengan menggunakan kostum boneka.
Ironisnya, dalam penertiban dan sosialisasi gepeng ini didapati ada salah satu pengemis berkostum boneka yang ternyata adalah seorang siswa SMA di Kota Bengkulu. Ia mengemis setiap pulang dari sekolah. Ini disampaikan oleh Sahat saat diwawancarai di ruang kerjanya.
“Sebelumnya kita juga menemukan 2 orang manusia silver berstatus pelajar SMA di Kota Bengkulu. Kemarin, kita temukan lagi satu pengemis berkostum boneka yang juga pelajar SMA. Ternyata, orangtuanya tidak mengetahui kalau anaknya mengemis. Yang ia tahu anaknya dari pagi berangkat sekolah. Kedepan akan kita lakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah tentang perda nomor 7 tahun 2017,” ujar Sahat.
Terkait rencana memasukkan pengemis dalam DTKS untuk kemudian diusulkan bantuan dari pemerintah, Sahat membenarkan hal tersebut.
“Dari beberapa gepeng yang kita ditemui, ada yang warga kota yang sama sekali belum masuk DTKS bahkan ada yang tidak punya KTP. Pada saat kita turun kita minta KTP dan kunjungi rumahnya dan dicek dalam SIKS-NG. Disitulah kita tahu riwayatnya apakah dia sudah masuk DTKS apa belum. Kalau belum, kita masukkan dan nanti kita usulkan bantuan,” demikian Sahat.(Release/Media Center Dinas Kominfo Kota Bengkulu)
Pewarta : Eki Kurnia
