Bengkulu, InfoPublik – Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman bersama Ketua DPD RI Sultan Bachtiar Najamudin menggelar Rapat Koordinasi Persiapan Program “Senator Peduli Ketahanan Pangan” di Balai Raya Semarak, Provinsi Bengkulu, Rabu (17/9/25).

Rapat tersebut juga dihadiri oleh jajaran Kementan RI, jajaran DPD RI, Wakil Gubernur Bengkulu Mian, unsur Forkopimda Provinsi Bengkulu, Walikota Bengkulu Dedy Wahyudi, Wakil Walikota Ronny PL Tobing, para Bupati, jajaran Dispangtan se-Provinsi Bengkulu, kelompok tani dan tamu undangan lainnya.

Untuk diketahui, program Senator Peduli Ketahanan Pangan sebagai upaya memperkuat ketersediaan pangan nasional.

Program ini diawali dengan penanaman bibit jagung diberbagai daerah yang menjadi bagian dari program strategis untuk mengakselerasi Asta Cita Presiden RI Prabowo Subianto yang menginginkan kedaulatan pangan yang berkelanjutan.

Program ini bertepatan dengan HUT ke-21 DPD RI. Ini dirancang tidak berhenti pada seremoni, melainkan bergerak ke arah implementasi konkret, DPD RI juga sudah bekerja sama dengan Kementerian Pertanian. Pada tahap awal, program difokuskan di empat provinsi percontohan yakni Bengkulu, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, dan Papua Tengah.

Bengkulu menjadi titik awal pencanangan program yang akan dilakukan pada 27 September 2025 di lahan seluas 1.200 hektare.

Agar program ini berjalan baik, Mentan menekankan pentingnya kerja keras dan kolaborasi dalam mencapai target swasembada pangan yang ditetapkan oleh Presiden RI.

Bagi Presiden, swasembada pangan dianggap sangat penting sebagai pilar utama ketahanan dan kemerdekaan bangsa. Prabowo berulang kali menekankan bahwa kedaulatan suatu bangsa sangat bergantung pada kemampuannya untuk mencukupi kebutuhan pangan sendiri, terutama di tengah potensi krisis global.

“Presiden awalnya memberikan target 4 tahun untuk swasembada. Kemudian dipercepat menjadi 3 tahun, lalu 1 tahun, dan terakhir 6 bulan,” jelas Andi Amran dihadapan seluruh peserta rapat.

Oleh karena itu, kegiatan Senator Peduli Ketahanan Pangan ini sangat relevan dan membantu pelaksanaan program ketahanan pangan pemerintah.

Diharapkan dengan berjalannya program ini, swasembada pangan dapat segera terlaksana, tidak hanya pada komoditas jagung, tetapi juga bisa berkembang ke komoditas lain seperti beras.

Andi Amran dikesempatan ini juga mengungkapkan produksi beras nasional pada 2025 diproyeksikan surplus 3,5 juta ton sehingga kebutuhan dalam negeri tercukupi tanpa perlu melakukan impor beras dari negara lain hingga akhir tahun.

Capaian ini hasil hasil kerja keras bersama antara pemerintah pusat, TNI, Polri, Kejaksaan, pemerintah daerah, dan pihak terkait lainnya.

Sementara itu, Sultan mengungkapkan tujuan kegiatan ini ialah untuk mendorong produktivitas pertanian lokal, memperkuat rantai pasok, dan memastikan akses pangan bergizi bagi masyarakat. Selain itu, program ini diharapkan meningkatkan kesejahteraan petani dan membuka lapangan kerja baru.

“Tujuan utama program ini adalah agar masyarakat di daerah tidak hanya menjadi konsumen, tetapi juga produsen pangan yang berdaya saing. Kami ingin menjadikan Bengkulu sebagai contoh bagaimana daerah bisa menjadi penopang ketahanan pangan nasional,” urai Ketua HIPMI Bengkulu 2011-2014 ini.

Program ini akan diperluas secara bertahap hingga 2029 dengan target replikasi di seluruh provinsi. DPD RI berkomitmen menjadikan isu pangan sebagai tema lintas kegiatan kelembagaan, baik dalam forum resmi maupun kunjungan kerja senator. (**)

Dok : Rizal – Hani – Lia