Bengkulu,InfoPublik – Dalam forum diskusi media yang digelar secara virtual oleh Serikat Perusahaan Pers (SPS) pusat, Walikota Bengkulu Dedy Wahyudi dipilih sebagai salah satu pembicara, Kamis (31/5/25).

Forum diskusi ini mengangkat tema “Posisi Media Massa dan Perspektif Kesetaraan Anggaran, dan Menyoal Pemotongan Belanja Iklan Pemerintah di Media Massa”.

Terkait tema dan topik diskusi ini, Dedy yang memang berlatar belakang ‘orang media’ berpendapat bahwa di zaman yang sudah berubah saat ini, media masih bisa tetap eksis dan bekerjasama dengan pemerintah, dengan catatan mampu beradaptasi dan membangun kemitraan.

“Jangan kita menyalahkan pihak-pihak lain, memang semuanya sudah berubah. Bukan berarti pemerintah atau pejabat publik tidak pro kepada rekan-rekan media, tapi semua orang sekarang bisa jadi penyampai informasi. Dunia sudah berubah, bagaimana teman -teman media harus bisa membaca situasi ini dan harus mampu beradaptasi,” ujar Dedy.

Dedy percaya media masih bisa eksis seperti yang terjadi di Kota Bengkulu dimana pemerintah masih membutuhkan media mainstream. Namun tinggal lagi bagaimana media itu harus bisa menjadi jembatan komunikasi antara pemerintah dengan publik.

“Pemerintah masih membutuhkan media mainstream dan media-media yang menyampaikan informasi secara akurat, utuh, dan independen. Dulu pak Dahlan Iskan pernah mengatakan media harus pro kepada pembangunan dan harus bermitra dengan pemerintah. Ketika media bermitra dengan pemerintah dan pemerintah merasa terbantu, disitulah simbiosis mutualisme terbangun,” jelas Dedy.

Kemudian terkait pemotongan anggaran belanja iklan media, lanjut Dedy itu sudah menjadi kebijakan pemerintah pusat. Dimana Presiden RI Prabowo Subianto melakukan efesiensi anggaran, termasuk anggaran media massa.

“Tantangannya adalah pak presiden kita memang melakukan efesiensi anggaran, mau tak mau berdampak juga kepada efesiensi anggaran belanja iklan media.

Namun selaku walikota di Bengkulu, Dedy tetap menginginkan bagaimana dengan teman-teman media tetap terbangun kerjasama pemerintah dengan media, tentunya dengan prinsip kemitraan.

“Kita harus siap menghadapi kondisi ini. Orang hebat dan cerdas itu mereka yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Ayolah, dunia sudah berubah mari kita sama-sama menyambut era ini. Siapapun yang menjadi pimpinan di media saat ini memang tantangan sangat besar, tapi harus tetap semangat, beradaptasi serta membangun kemitraan,” ucap Dedy.

Dedy juga ditanya oleh moderator tentang bagaimana kondisi teman-teman media di Kota Bengkulu saat ini ditengah efesiensi anggaran. Dedy menyampaikan bahwa di Kota Bengkulu tetap ada kerjasama dengan media.

“Alhamdulillah di Kota Bengkulu teman-teman media masih eksis, tapi memang harus diakui dan kita terima bahwa masa kejayaan media itu memang sudah mengalami fase penurunan. Dulu proses untuk menjadi wartawan itu begitu ketat, sekarang setiap orang bisa menjadi wartawan dan bisa membuat media sendiri. Sekali lagi menurut saya, kepada teman-teman media modal utama kita itu adalah kemitraan,” demikian Dedy.

Forum Diskusi Media SPS ini juga diikuti oleh pembicara lainnya, yakni Nezar Patria selaku Wakil Menteri Komunikasi & Digital, Bima Arya Sugiarto selaku Wakil Menteri Dalam Negeri, Komaruddin Hidayat selaku Ketua Dewan Pers, Khairul Hidayati selaku Direktur Promosi dan Edukasi Gizi, Badan Gizi Nasional, Suhendro Boroma selaku CEO Jawa Pos Jaringan Media Nusantara/Jawa Pos Group.(**)