Bengkulu, InfoPublik – Walikota Bengkulu Dedy Wahyudi dan Wakil Walikota Ronny PL Tobing terus berupaya mempromosikan wisata-wisata indah di Kota Bengkulu, salah satunya kawasan wisata Danau Dendam Tak Sudah (DDTS).
DDTS yang juga merupakan cagar alam, menarik perhatian wisatawan dengan panorama alamnya yang asri dan udara sejuk.
Selain itu, Danau ini dikelilingi hutan yang subur dan pepohonan yang rimbun, menawarkan suasana tenang untuk bersantai dan menikmati panorama.
“Mempromosikan wisata bisa dengan cara milenial. Misal ketika kita nongkrong, sunrise di danau dendam itu luar biasa indahnya. Kalau kita pagi-pagi disana cari spot foto yang bagus, setelah itu upload ke medsos dan tulis, ini sun rise danau dendam tak sudah, di kotamu ada tidak danau seperti ini,” jelas Walikota.
Cara-cara seperti inilah yang diingikan Walikota terhadap para generasi milenial. Selain pemerintah, generasi milenial juga bisa mencurahkan idenya untuk mempromosikan wisata di Kota Bengkulu.
“Begitu juga misal kalian lagi nongkrong di pantai panjang. Suasana sunsetnya pantai kita itu begitu indah. Ambil foto atau video udah itu diposting, tulis ayo dong ke Bengkulu, di kotamu ada tidak seperti ini, simpelkan?. Nah ini cara-cara kita berpartisipasi dalam hal mempromosikan wisata dan mengenalkan Kota Bengkulu tercinta ini,” ujar Dedy.
Mengapa Walikota mengajak generasi milenial mempromosikan wisata di Kota Bengkulu? Baginya, Generasi Milenial memiliki peran penting dalam promosi pariwisata karena mereka adalah pengguna teknologi digital yang aktif dan memiliki pengaruh besar di media sosial.
Mereka dapat mempromosikan destinasi wisata melalui unggahan foto dan video di media sosial, sehingga dapat menarik minat wisatawan lainnya.
Selain itu, Milenial juga dapat menjadi agen perubahan positif dalam pengembangan pariwisata, seperti dengan mendorong wisata berkelanjutan dan inovasi digital.
Berikut adalah beberapa cara bagaimana Milenial dapat mempromosikan wisata:
• Menggunakan Media Sosial:
Milenial dapat mempromosikan destinasi wisata melalui berbagai platform media sosial seperti Instagram, Facebook, dan TikTok. Mereka dapat mengunggah foto, video, atau cerita yang menarik tentang pengalaman berwisata mereka, sehingga dapat menarik minat wisatawan lain.
• Menjadi Influencer Wisata:
Milenial yang memiliki banyak pengikut di media sosial dapat menjadi influencer wisata dan mempromosikan destinasi wisata melalui konten yang mereka buat. Mereka dapat bekerja sama dengan pengelola wisata untuk membuat konten yang menarik dan informatif.
• Menciptakan Konten yang Menarik:
Milenial dapat membuat konten yang kreatif dan menarik untuk mempromosikan destinasi wisata. Mereka dapat membuat video yang menarik tentang kehidupan sehari-hari di suatu tempat, atau mengulas pengalaman mereka di suatu tempat wisata.
• Berinteraksi dengan Pengguna:
Milenial dapat berinteraksi dengan pengguna media sosial untuk memberikan informasi tentang destinasi wisata. Mereka dapat menjawab pertanyaan, memberikan saran, atau berbagi pengalaman mereka.
• Menghasilkan Ulasan Positif:
Milenial dapat menghasilkan ulasan positif tentang destinasi wisata yang mereka kunjungi. Ulasan ini dapat membantu meningkatkan reputasi destinasi wisata dan menarik lebih banyak wisatawan.
• Mendorong Wisata Berkelanjutan:
Milenial dapat mendorong wisata berkelanjutan dengan memberikan informasi tentang dampak positif dan negatif dari pariwisata. Mereka dapat mengajak wisatawan lain untuk berwisata secara bertanggung jawab dan menjaga lingkungan.
• Meningkatkan Kualitas Layanan Pariwisata:
Milenial dapat mendorong peningkatan kualitas layanan pariwisata dengan memberikan umpan balik dan saran. Mereka dapat membantu pengelola wisata untuk memahami keinginan dan harapan wisatawan.
Dengan memanfaatkan teknologi digital dan pengaruh mereka di media sosial, Milenial dapat memainkan peran penting dalam mempromosikan pariwisata dan meningkatkan daya tarik suatu destinasi.(**)